Beberapa waktu belakangan masyarakat telematika Indonesia cukup geger dengan di tuntutnya lima (5) pengusaha komputer karena membajak software. Tentunya, software tersebut kebanyakan tidak lain & tidak bukan adalah yang dibuat oleh Microsoft. Tuntutan yang di ajukan juga tidak tanggung-tanggung tapi dalam orde jutaan US$ lebih sial lagi ini terjadi pada saat nilai Rupiah sedang anjlok mendekati Rp. 10.000 / US$. Bisa di bayangkan memang betapa sulitnya kondisi para pengusaha komputer tersebut.
Hal ini dapat dipastikan tidak akan berhenti di pengusaha komputer itu yang lima (5) saja. Di kantor-kantor swasta, kantor pemerintahan, cepat atau lambat proses pembrantasan pembajakan software akan terjadi.
Sebetulnya tidak sulit untuk melepaskan diri dari menjadi pembajak software. Tingkat kesulitannya kira-kira tidak berbeda jauh dengan mengubah kebiasaan – dulu kita mengggunakan WordStar, perlu usaha untuk berpindah ke WordPerfect, setelah enak di WordPerfect ternyata dunia menggunakan Micrsoft Word – perlu usaha lagi untuk berpindah ke Word. Memang sebagian besar orang susah sekali untuk mengubah kebiasaan. Timbulah berbagai argumentasi mulai dari yang berusaha men-sah-kan pembajakan software sampai dengan argumentasi yang berusaha untuk melakukan negosiasi (lebih tepatnya mengemis) kepada Microsoft untuk dimaafkan & untuk memperoleh keringanan lainnya. Padahal Micosoft sudah sejak lama (tepatnya tahun 1997-an) mulai membantu dunia pendidikan di Indonesia, membantu beberapa kelompok rakyat yang miskin di Indonesia dengan berbagai charity, bantuan software, bantuan komputer bahkan bantuan memandaikan beberapa trainer untuk memperoleh sertifikat MSCE. Rasanya tidak fair kalau dunia komersial Indonesia juga menuntut Microsoft untuk melakukan charity.
Bagi kelompok masyarakat yang merasa keberatan secara finansial untuk membeli software yang asli & bukan bajakan. Sebetulnya masih ada alternatif yang bisa digunakan untuk memperoleh software yang legal & sah tapi dengan biaya yang amat sangat terjangkau. Adapun software tersebut tidak lain & tidak bukan adalah software yang menggunakan GNU Public License (PGL) yang dapat di copy secara bebas & gratis, dapat di peroleh secara cuma-cuma di Internet. Salah satu software kategori GPL yang paling kondang adalah Linux.
Sebetulnya jika kita cukup teliti, cukup banyak saat ini Linux tersebar di toko-toko komputer di Indonesia kadang memang terbaur dengan software bajakan yang ada. Padahal Linux adalah software yang bisa digandakan dalam bentuk CD-ROM tanpa melanggar hak cipta. Harganya menjadi sangat memadai sekitar Rp. 20.000 / CDROM, kalau anda masih keberatan dengan harga Rp. 20.000 / CDROM maka meminjam ke teman-pun tidak menjadi masalah dan sah-sah saja tanpa melanggar hukum.
Cukup banyak distribusi Linux di Indonesia, beberapa distribusi yang sering kita dapati di lapangan adalah Mandrake, Slackware, Best Linux, Easy Linux, Debian, Caldera, Corel dan yang paling banyak dipakai oleh masyarakat Linux Indonesia adalah RedHat (http://www.redhat.com).
Karena system-nya yang Open Source, artinya semua source code terbuka lebar-lebar – maka cukup banyak pengembang software muda di Indonesia yang mengembangkan sendiri software-software-nya berbasis pada Linux. Perlu dicatat bahwa hal ini terjadi secara alamiah / natural tanpa bantuan dari pemerintah, Bank Dunia, IMF, ADB maupun utangan lainnya. Salah satu yang terkemuka adalah Trustix Merdeka (http://merdeka.trustix.co.id) yang merupakan Linux berbahasa Indonesia yang di motori oleh I Made Wiryana (di Jerman) dan Wayan (kakaknya). Sebagian software berbasis Linux yang dikembangkan rekan-rekan Indonesia lainnya dapat di lihat di http://i18n.linux.or.id.
Bagi pengguna Linux yang ingin menggunakan untuk produktifitas kantor sehari-hari beberapa solusi yang ada di Linux dapat digunakan untuk menggantikan kegiatan sehari-hari yang biasanya dibantu dengan Microsoft Office. Salah satu yang paling beken di Linux adalah StarOffice dari Sun Microsystem yang mirip dengan Microsoft Office & dapat berjalan bukan hanya di Linux tapi juga di Windows. StarOffice mempunyai modul untuk pemrosesan kata, perhitungan maupun untuk presentasi seperti Microsoft Office. Gilanya, StarOffice bisa diperoleh secara cuma-cuma karena lisensi yang digunakan adalah GPL.
Tentunya masih banyak lagi tool yang bisa meningkatkan produktifitas kita di atas Linux seperti Abiword, Lyx, Maxwell,Ted, tk_Brief & Papyrus untuk melakukan pemrosesan kata. Untuk membantu perhitungan seperti yang dilakukan oleh Microsoft Excel program seperti Abacus, abs, Wingz, Xess & xxl di Linux dapat digunakan. Untuk presentasi maka Impress & Magic Point dapat digunakan.
Sebetulnya salah satu kelebihan utama dari Linux dibandingkan dengan Windows adalah fasilitas Internet & networkingnya. Karena basis Linux yang dari awalnya memang tumbuh di Internet. Berbagai perangkat server baik itu Web server, FTP server, mail server telah tersedia & biasanya sangat effisien dibandingkan Windows.
Bagi pemula Linux, kita tidak perlu terlalu takut karena berbagai informasi tentang Linux mulai tersebar di Indonesia melalui majalah infolinux (http://www.infolinux.or.id) dan berbagai artikel free terutama dari Team Pandu yang di hosting di http://pandu.dhs.org beberapa diantaranya berupa buku yang dapat di ambil secara online di http://pandu.dhs.org/Buku-Online, maupun melalui Web dari Kelompok Pengguna Linux Indonesia KPLI http://www.linux.or.id. Teman-teman KPLI juga menghosting tempat diskusi antar pengguna Linux supaya bisa saling tolong menolong dibawah domain linux.or.id & bisa dibaca di http://www.linux.or.id maupun di kursus-linux@yahoogroups.com.
Pada akhirnya sebetulnya kita bisa bertanya ke diri sendiri, mengapa harus membajak? Kalau alternatif software yang ada sebetulnya cukup banyak bahkan dapat diperoleh dengan murah tanpa perlu membajak.
Hal ini dapat dipastikan tidak akan berhenti di pengusaha komputer itu yang lima (5) saja. Di kantor-kantor swasta, kantor pemerintahan, cepat atau lambat proses pembrantasan pembajakan software akan terjadi.
Sebetulnya tidak sulit untuk melepaskan diri dari menjadi pembajak software. Tingkat kesulitannya kira-kira tidak berbeda jauh dengan mengubah kebiasaan – dulu kita mengggunakan WordStar, perlu usaha untuk berpindah ke WordPerfect, setelah enak di WordPerfect ternyata dunia menggunakan Micrsoft Word – perlu usaha lagi untuk berpindah ke Word. Memang sebagian besar orang susah sekali untuk mengubah kebiasaan. Timbulah berbagai argumentasi mulai dari yang berusaha men-sah-kan pembajakan software sampai dengan argumentasi yang berusaha untuk melakukan negosiasi (lebih tepatnya mengemis) kepada Microsoft untuk dimaafkan & untuk memperoleh keringanan lainnya. Padahal Micosoft sudah sejak lama (tepatnya tahun 1997-an) mulai membantu dunia pendidikan di Indonesia, membantu beberapa kelompok rakyat yang miskin di Indonesia dengan berbagai charity, bantuan software, bantuan komputer bahkan bantuan memandaikan beberapa trainer untuk memperoleh sertifikat MSCE. Rasanya tidak fair kalau dunia komersial Indonesia juga menuntut Microsoft untuk melakukan charity.
Bagi kelompok masyarakat yang merasa keberatan secara finansial untuk membeli software yang asli & bukan bajakan. Sebetulnya masih ada alternatif yang bisa digunakan untuk memperoleh software yang legal & sah tapi dengan biaya yang amat sangat terjangkau. Adapun software tersebut tidak lain & tidak bukan adalah software yang menggunakan GNU Public License (PGL) yang dapat di copy secara bebas & gratis, dapat di peroleh secara cuma-cuma di Internet. Salah satu software kategori GPL yang paling kondang adalah Linux.
Sebetulnya jika kita cukup teliti, cukup banyak saat ini Linux tersebar di toko-toko komputer di Indonesia kadang memang terbaur dengan software bajakan yang ada. Padahal Linux adalah software yang bisa digandakan dalam bentuk CD-ROM tanpa melanggar hak cipta. Harganya menjadi sangat memadai sekitar Rp. 20.000 / CDROM, kalau anda masih keberatan dengan harga Rp. 20.000 / CDROM maka meminjam ke teman-pun tidak menjadi masalah dan sah-sah saja tanpa melanggar hukum.
Cukup banyak distribusi Linux di Indonesia, beberapa distribusi yang sering kita dapati di lapangan adalah Mandrake, Slackware, Best Linux, Easy Linux, Debian, Caldera, Corel dan yang paling banyak dipakai oleh masyarakat Linux Indonesia adalah RedHat (http://www.redhat.com).
Karena system-nya yang Open Source, artinya semua source code terbuka lebar-lebar – maka cukup banyak pengembang software muda di Indonesia yang mengembangkan sendiri software-software-nya berbasis pada Linux. Perlu dicatat bahwa hal ini terjadi secara alamiah / natural tanpa bantuan dari pemerintah, Bank Dunia, IMF, ADB maupun utangan lainnya. Salah satu yang terkemuka adalah Trustix Merdeka (http://merdeka.trustix.co.id) yang merupakan Linux berbahasa Indonesia yang di motori oleh I Made Wiryana (di Jerman) dan Wayan (kakaknya). Sebagian software berbasis Linux yang dikembangkan rekan-rekan Indonesia lainnya dapat di lihat di http://i18n.linux.or.id.
Bagi pengguna Linux yang ingin menggunakan untuk produktifitas kantor sehari-hari beberapa solusi yang ada di Linux dapat digunakan untuk menggantikan kegiatan sehari-hari yang biasanya dibantu dengan Microsoft Office. Salah satu yang paling beken di Linux adalah StarOffice dari Sun Microsystem yang mirip dengan Microsoft Office & dapat berjalan bukan hanya di Linux tapi juga di Windows. StarOffice mempunyai modul untuk pemrosesan kata, perhitungan maupun untuk presentasi seperti Microsoft Office. Gilanya, StarOffice bisa diperoleh secara cuma-cuma karena lisensi yang digunakan adalah GPL.
Tentunya masih banyak lagi tool yang bisa meningkatkan produktifitas kita di atas Linux seperti Abiword, Lyx, Maxwell,Ted, tk_Brief & Papyrus untuk melakukan pemrosesan kata. Untuk membantu perhitungan seperti yang dilakukan oleh Microsoft Excel program seperti Abacus, abs, Wingz, Xess & xxl di Linux dapat digunakan. Untuk presentasi maka Impress & Magic Point dapat digunakan.
Sebetulnya salah satu kelebihan utama dari Linux dibandingkan dengan Windows adalah fasilitas Internet & networkingnya. Karena basis Linux yang dari awalnya memang tumbuh di Internet. Berbagai perangkat server baik itu Web server, FTP server, mail server telah tersedia & biasanya sangat effisien dibandingkan Windows.
Bagi pemula Linux, kita tidak perlu terlalu takut karena berbagai informasi tentang Linux mulai tersebar di Indonesia melalui majalah infolinux (http://www.infolinux.or.id) dan berbagai artikel free terutama dari Team Pandu yang di hosting di http://pandu.dhs.org beberapa diantaranya berupa buku yang dapat di ambil secara online di http://pandu.dhs.org/Buku-Online, maupun melalui Web dari Kelompok Pengguna Linux Indonesia KPLI http://www.linux.or.id. Teman-teman KPLI juga menghosting tempat diskusi antar pengguna Linux supaya bisa saling tolong menolong dibawah domain linux.or.id & bisa dibaca di http://www.linux.or.id maupun di kursus-linux@yahoogroups.com.
Pada akhirnya sebetulnya kita bisa bertanya ke diri sendiri, mengapa harus membajak? Kalau alternatif software yang ada sebetulnya cukup banyak bahkan dapat diperoleh dengan murah tanpa perlu membajak.
0komentar:
Post a Comment