Sekitar 123 dari total 187 jaringan perekam rekaman video yang dipasang di dalam perangkat CCTV terkena dampak serangan.
Menurut pejabat Secret Service dan pemerintah kota Washington D.C, hanya delapan hari sebelum pelantikan presiden berlangsung, yaitu, pada 12 Januari, hacker tak dikenal berhasil meretas hampir 70% dari kamera CCTV pengawasan polisi di seluruh kota dengan ransomware. Ini menunjukkan bahwa hacker ingin meminta tebusan bukannya mendapatkan akses ke sistem pengawasan keamanan polisi kota.
Saat ini, penyelidikan sedang dilakukan ke dalam masalah, tetapi kota Chief Technology Officer resmi Archana Vemulapalli menyatakan bahwa tidak ada jaringan komputer yg di retas dan pejabat DC tidak membayar uang tebusan untuk para hacker sejak departemen mengambil masalahnya sendiri tangan ke mereka.
Departemen IT polisi DC menemukan empat lokasi kamera yang secara offline pada tanggal 12 Januari. Departemen ini juga menemukan dua jenis ransomware menghalangi pejabat dari akses untuk perintah dan pusat kontrol dari sistem surveilans. Setelah penggalian lebih lanjut, departemen menyimpulkan bahwa mayoritas perangkat yang terinfeksi.
Kepala Polisi Interim Peter Newsham mempertahankan bahwa hacking kamera CCTV mereka tidak berdampak sama sekali. Washington Post melaporkan bahwa infeksi berlangsung selama 48 jam, namun polisi mengklaim bahwa itu tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap investigasi kriminal baik. Para pejabat telah diberikan rincian yang sangat terbatas untuk media dan saat ini, mereka belum diberi nama orang sebagai tersangka potensial.
Namun, serangan hack telah memaksa foya ulang besar di seluruh kota. Harus dicatat bahwa tindakan hacker meninggalkan kamera CCTV dapat merekam footages. Ini berlangsung hingga 15 Januari. Sekitar 123 dari total 187 jaringan perekam rekaman video yang dipasang di dalam perangkat CCTV terkena dampak serangan.
Dinas resmi Rahasia Brian Ebert menyatakan bahwa serangan itu tidak membahayakan keselamatan publik. Di sisi lain, Vemulapalli mengklaim bahwa departemen teknologi menyelesaikan masalah sendiri dan perangkat lunak telah dihapus setelah mereka mengambil perangkat keadaan offline. Maka sistem itu restart secara individual di setiap lokasi. Vemulapalli juga mengungkapkan bahwa hacking dibatasi untuk kamera CCTV kepolisian saja. menurut ahli keamanan mengenai insiden ini sebagai upaya macam pemerasan lokal.
Sumber: Washington Post | Via Gambar : PixaBay, MichaelGaida
0komentar:
Post a Comment